Friday, November 6, 2015

Sejarah Jam Gadang di Bukittinggi

Jam Gadang, siapa yang tidak tahu jam yang satu ini. Teman-teman pastinya pernah mendengar bangunan monumental yang satu ini kan? Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit mengulas tentang bangunan bersejarah tersebut.

Jam Gadang merupakan nama dari sebuah menara jam yang terletak di tengah kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Simbol khas Sumatera Barat ini pun memiliki cerita dan keunikan karena usianya yang sudah puluhan tahun. Menara jam ini memiliki empat buah jam dengan ukuran besar pada setiap sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang atau dalam bahasa Minangkabau berarti "jam besar".

Jam Gadang ini memiliki denah dasar seluas 13 x 4 meter. Bagian dalam menara jam setinggi 26 meter ini terdiri dari beberapa tingkat, dengan tingkat teratas merupakan tempat penyimpanan bandul. Namum pada tahun 2007, bandul tersebut sempat patah hingga harus diganti karena adanya gempa.

Terdapat 4 buah jam dengan diameter masing-masing adalah 80 cm pada Jam Gadang tersebut. Jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda melalui pelabuhan Teluk Bayur dan digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan Big Ben di London, Inggris. Mesin jam dan permukaan jam terletak pada satu tingkat di bawah tingkat paling atas. Pada bagian lonceng tertera pabrik pembuat jam yaitu Vortmann Relinghausen. Vortman adalah nama belakang pembuat jam, Benhard Vortmann, sedangkan Recklinghausen adalah nama kota di Jerman yang merupakan tempat diproduksinya mesin jam pada tahun 1892.

Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazid Sutan Gigi Ameh. Peletakan batu pertama jam ini dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 6 tahun. Jam ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada Controleur (Sekretaris Kota). Pada masa penjajahan Belanda, jam ini berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan, sedangkan pada masa pendudukan Jepang, berbentuk klenteng. Pada masa kemerdekaan, bentuknya berubah lagi menjadi ornamen rumah adat Minangkabau.

Selain sebagai penanda pusat kota Bukittinggi, Jam Gadang ini juga telah dijadikan sebagai objek wisata dengan diperluasnya taman di sekitar menara jam ini. Taman tersebut menjadi ruang interaksi masyarakat baik di hari kerja maupun di hari libur. Acara-acara yang sifatnya umum biasanya diselenggarakan di sekitar taman dekat menara jam ini.

Sekian dulu pembahasan tentang salah satu monumen yang sangat terkenal di Indonesia ini. 
Tetap nantikan info-info menarik lainnya ya :D

2 comments:

  1. jadi ingat kampung ane gan....

    http://opinikoe.com

    ReplyDelete
  2. dirumah ane banyak gan, tapi yang reeplikanya, wkwkwk :D

    http://joe-ngeblog.blogspot.co.id/

    ReplyDelete